Wednesday, July 29, 2015

Sejarah Kriptografi

Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana suatu pesan atau dokumen kita aman, tidak bisa dibaca oleh pihak yang tidak berhak. Dalam perkembangannya, kriptografi juga digunakan untuk identifikasi pengirim pesan dengan tanda tangan digital dan keaslian pesan dengan sidik jari digital (fingerprint). Kriptografi mempunyai sejarah yang sangat panjang. Sejak jaman Romawi, Julius Caesar telah menggunakan teknik kriptografi yang sekarang dianggap kuno dan sangat mudah dibobol untuk keperluan komunikasi militernya. Namun sekutu dapat menembus Enigma, kriptografi produk Jerman dan Purple, kriptografi produk Jepang, sekutu akhirnya dapat memenangkan perang dunia kedua karena dapat mengetahui beberapa langkah dan strategi militer lawan.

Kriptografi mulai digunakan dan disumbangkan pemikirannya pertama kali oleh empat kelompok, yakni militer, korps diplomatik, diarist, dan orang yang sedang jatuh cinta. Dari keempat kelompok orang tersebut, militer telah memainkan peranan yang paling penting dan telah mengembangkan bidang ini. Di dalam organisasi militer, pesan-pesan yang telah di-encode secara tradisional diberikan kepada pekerja kode berupah rendah untuk selanjutnya dienkrip dan ditransmisikan. Tugas ini diusahakan agar tidak dilakukan oleh spesialis yang elit. Kendala tambahan telah menjadi kesulitan dalam peralihan yang cepat dari satu algoritma kriptografi ke algoritma lainnya, karena hal ini memerlukan pelatihan orang dalam jumlah banyak. Keadaan yang bertolak belakang ini telah membentuk model enkripsi.
Secara singkat, sejarah perkembangan kriptografi dapat dijabarkan seperti berikut,

  • Tahun 1900 SM, pertama kali digunakannya teknik transformasi cyptography di “tomb inscription”, merupakan penggunaan kriptografi yang pertama kali diketahui.
  • Tahun 475 SM, Sparta menggunakan kriptografi untuk komunikasi dan juga merancang alat untuk mengenkripsi (skytale) yang menghasilkan transposition cipher.
  • Tahun 350 SM, “Aenas The Tactician” mengeluarkan tulisan pertama mengenai keamanan komunikasi dan kriptografi.
  • Tahun 60 SM, Julius Caesar menjadi orang yang pertama kali yang diketahui menggunakan substitution cipher.
  • Tahun 1412, “Treatise” tertua yang diketahui dalam kriptanalis yang diterbitkan oleh Alkalkas Handi (Mesir).
  • Tahun 1917, Edward Hugh Hibern mengembangkan mesin motor yang pertama.
  • Tahun 1971, IBM mengembangkan teknik enkripsi Lucifer.
  • Tahun 1975, DES diumumkan (disetujui tahun 1977).
  • Tahun 1976, presentasi terbuka pertama tentang konsep public key oleh Diffie dan Helman.
  • Tahun 1977, Merkle mengembangkan algoritma knapsack dan memberikan hadiah $100 bagi yang dapat memecahkan kuncinya (algoritma dengan satu kali pengulangan). Algoritma Rivest-Shamir-Aldeman (RSA) diumumkan kepada umum.

Sebagaimana banyak teknologi lainnya, selama bertahun-tahun kriptografi menjadi bidang khusus yang hanya dipelajari oleh pihak militer. Agen Keamanan Nasional Amerika (NSA = National Security Agency), Uni Soviet, Inggris, Perancis, Israel dan negara lainnya telah membelanjakan miliaran dolar untuk mengamankan komunikasi mereka dan pada saat yang bersamaan mereka pun berusaha memecahkan kode rahasia negara saingannya.
Namun pada kurun waktu 30 tahun terakhir, penelitian akademik di bidang kriptografi meledak dengan dahsyatnya. Kemajuan teknologi komputasi komputer menambah cepatnya perkembangan kriptografi. Sekarang, kriptografi bukan lagi monopoli militer, setiap individu berhak mengamankan komunikasinya tanpa kuatir dimata-matai oleh pihak lain. Setiap individu berhak melindungi komunikasi yang berisi rahasia keluarganya, bisnisnya, pekerjaannya, dan pendapat-pendapatnya. Hal ini tentu bertentangan dengan kebijakan pemerintah yang menginginkan agar setiap kegiatan rakyatnya dapat dikontrol, apalagi kalau dianggap melawan pemerintah. Bahkan di negara yang mengaku paling demokratis sedunia, Amerika, pemerintahnya justru mengontrol dengan sangat ketat kriptografi. Bila anda menginginkan produk kriptografi yang paling andal, jangan berharap anda dengan mudah mendapatkannya dari negeri ini. Pemerintah Amerika bahkan melarang ekspor produk kriptografi yang tidak mampu mereka pecahkan kode rahasianya. Sementara untuk komunikasi dalam negeri, mereka mengizinkan penggunaan produk kriptografi yang lebih kuat, karena pemerintah Amerika dapat melakukan penyadapan komunikasi dengan mudah tanpa harus memecahkan kriptografinya. Pemerintah Amerika menganggap produk kriptografi sebagai amunisi semacam tank, rudal, pesawat pembom maupun kapal-kapal perangnya.

No comments:

Post a Comment